WHAT'S NEW?
Loading...

Biografi Nabi Musa

Kelahiran dan Masa Muda 

sumber: Kitab Keluaran pasal 2
Musa adalah putra Amram bin Kehat dan Yokhebed, istrinya. Yokhebed dan Kehat adalah anak-anak Lewi. Musa memiliki dua orang kakak, yaitu Miryam dan Harun.
  • Setelah melahirkan Musa, Yokhebed melihat, bahwa anak itu cantik ("ia elok di mata Allah" [24]), disembunyikannya 3 bulan lamanya di dalam rumah. [24] Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah kotak pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil; kakaknya perempuan (Miryam) berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia. [25]
  • Maka datanglah putri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya. Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani." [26]
  • Lalu bertanyalah Miryam, kakak anak itu, kepada puteri Firaun: "Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?" Sahut putri Firaun kepadanya: "Baiklah." Lalu pergilah gadis itu memanggil Yokhebed, ibu bayi itu. Maka berkatalah putri Firaun kepada orang itu: "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya. Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: "Karena aku telah menariknya dari air." [27] [28] Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya. [29]

Masa Dewasa 

Kehidupan Musa segera setelah dewasa tidak dicatat dalam Alkitab, tetapi tercatat dalam karya dari seorang sejarawan Yahudi, Artapanus, yang menulis "  Peri Iudaion  "pada akhir abad ke-3 SM, yang dilestarikan dalam tulisan sejarawan Kristen, Eusebius, [30] antara lain:    
  • Pangeran Musa ("  Mousos  ") diadopsi oleh putri 'Merris', anak perempuan Firaun Palmanothes, yang kemudian menikah dengan Firaun Khenephrês (= Sobekhotep IV)," yang menjadi raja atas wilayah di seberang Memphis, karena pada zaman itu ada banyak raja di Mesir . " 
  • Setelah dewasa, pangeran Musa mengatur negeri itu untuk Firaun Khenephrês dan menjadi terkenal di kalangan rakyat Mesir.
  • Pangeran Musa memimpin peperangan melawan orang Etiopia yang menyerang Mesir, selama 10 tahun. Peristiwa ini juga dicatat oleh sejarawan Yahudi-Romawi Flavius ​​Yosefus (37-100 M).  
  • Ketika kembali dan membawa kemenangan Firaun Khenephrês berupaya membunuhnya karena cemburu atas keberhasilan Musa, tapi Musa "lari ke Arabia dan hidup dengan Raguel, penguasa daerah itu, dan menikahi putrinya." [30]

Melarikan diri dari Mesir 

Catatan Alkitab dilanjutkan lagi ketika Musa berusia 40 tahun. [31] Waktu itu ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu. Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir. [32] Pada sangkanya saudara-saudaranya akan mengerti, bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mengerti. [33]
  • Ketika keesokan harinya ia keluar lagi, didapatinya dua orang Ibrani tengah berkelahi. Ia bertanya kepada yang bersalah itu: "Mengapa engkau pukul temanmu?" Tetapi jawabnya: "Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami? Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti engkau telah membunuh orang Mesir itu?" Musa menjadi takut, sebab pikirnya: "Tentulah hal itu telah ketahuan." Ketika Firaun mendengar tentang hal itu, dicarinya ikhtiar untuk membunuh Musa. 
  • Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian, [36] lalu ia duduk-duduk di tepi sebuah sumur. Adapun imam di Midian itu memiliki tujuh anak perempuan. Mereka datang menimba air dan mengisi palungan-palungan untuk memberi minum kambing domba ayahnya. Maka datanglah gembala-gembala yang mengusir mereka, lalu Musa bangkit menolong mereka dan memberi minum kambing domba mereka. [37]
  • Ketika mereka sampai ke Rehuel, ayah mereka, berkatalah ia: "Mengapa selekas itu kamu pulang hari ini?" Jawab mereka: "Seorang Mesir menolong kami terhadap gembala-gembala, bahkan ia menimba air banyak-banyak untuk kami dan memberi minum kambing domba." Ia mengatakan kepada anak-anaknya: "Di manakah itu? Mengapakah kamu tinggalkan orang itu? Panggillah dia makan." [38] 
  • Musa bersedia tinggal di rumah itu, lalu Rehuel memberikan Zipora, anaknya, kepada Musa. Perempuan itu melahirkan 2 anak laki-laki, [36] maka Musa menamainya yang sulung Gersom, sebab katanya: "Aku telah menjadi seorang pendatang di negeri asing." [39] [40] dan yang seorang lagi bernama Eliezer, sebab katanya: "Allah bapaku adalah penolongku dan telah menyelamatkan aku dari pedang Firaun." [41]   

Kembali ke Mesir untuk memimpin Israel 

Selama tinggal di Midian, Musa biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Suatu waktu, ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampai ke "gunung Allah", yakni gunung Horeb. [42] Waktu Musa sampai ke gunung Horeb itu, ia telah berdiam di Midian selama 40 tahun. [43] Sesampainya di sana, malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. Dari semak duri berapi itu Allah berbicara kepada Musa. Allah mengutus Musa untuk menyelamatkan bangsa Israel dari perbudakan. [44] Musa pun kembali ke Mesir untuk meminta Firaun melepaskan bangsa Israel dengan ditemani Harun, kakaknya. [45]      
Firaun tidak bersedia melepaskan bangsa Israel karena hatinya dikeraskan oleh Allah untuk menunjukkan kuasa Allah kepada manusia. Akhirnya Allah menimpakan sepuluh tulah kepada bangsa Mesir yang puncaknya diperingati oleh bangsa Yahudi sebagai hari raya  Pesakh  atau pelepasan (Paskah zaman Perjanjian Lama menurut orang Kristen) dimana Firaun menyerah dan membiarkan bangsa Israel pergi. Pada hari itu yaitu tanggal 15 bulan Nisan (~ 25 April 1446 SM [46]) bangsa Israel dibawa oleh Musa ke luar dari Mesir. [47]        

Membawa Israel keluar dari Mesir 

Musa memimpin bangsa Israel dari Mesir menuju tanah perjanjian yang berlimpah susu dan madunya, yaitu tanah Kanaan. Ketika mulai keluar dari Mesir, sang Firaun mengubah pikirannya dan mengejar kembali orang Israel. Musa kemudian membelah Laut Merah sehingga rakyat Israel yang hampir terkejar dapat menyeberang dan kemudian Musa menenggelamkan para pengejar yang berusaha menangkap kembali orang Israel. Selama perjalanan, bangsa Israel terus mengeluh dan mencobai Allah sehingga Allah marah dan menghukum Israel mengembara di padang pasir 40 tahun. [48]      
Musa menerima Sepuluh Perintah Allah di bukit Sinai, dan menerima peraturan-peratuan peribadatan dan hukum-hukum sipil yang dilakukan oleh bangsa Israel sampai hari ini. [49] Allah dengan perantaraan Musa melakukan banyak mujizat kepada bangsa Israel yang tidak percaya seperti memberikan  manna  , air, dan burung puyuh untuk menjadi makanan pokok orang Israel selama di gurun sehingga mereka tidak kelaparan maupun kehausan. Setelah 40 tahun lamanya memutari jazirah Arab, bangsa Israel sampai ke tanah Kanaan, namun Musa dilarang Allah untuk memasukinya, karena pernah berdosa kepada-Nya. [50]    

Kematian Musa 

Sebelum matinya, naiklah Musa dari dataran Moab ke atas gunung Nebo, yakni ke atas puncak Pisga, (di sisi timur sungai Yordan) yang di tentangan Yerikho, lalu TUHAN memperlihatkan kepadanya seluruh negeri itu. [51]     
Dan berfirmanlah TUHAN kepadanya [Musa]: "Inilah negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub; demikian: Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri itu. Aku mengizinkan engkau melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi engkau tidak akan menyeberang ke sana."      [52 ]
Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN. Dan dikuburkan-Nyalah dia [Musa] di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini. [53]
Kepemimpinan Musa selanjutnya digantikan oleh Yosua bin Nun, seorang jenderal yang takut akan Tuhan. [54] 

0 komentar:

Posting Komentar